Sabtu, 21 April 2012

THE POWER OF MATHEMATICS

         
Sejak awal peradaban manusia, Matematika memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari hari. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang selalu berkembang. Mulai dari Mesir Kuno , Mesopotamia, India, Cina, Yunani dan Islam telah ditemukan berbagai penemuan yang berhubungan dengan matematika. Beberapa penemuan yang ditemukan oleh matematikawan antara lain, adalah penggunaan bilangan nol, penemuan teori peluang dan penemuan tentang bilangan prima.
BILANGAN NOL
            Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menganggap bahwa angka nol itu kurang penting karena jarang di gunakan. Contohnya saja ketika ada seseorang yang bertanya kepada anda,’Berapa baju yang anda beli?”. Maka anda akan menjawab,” saya tidak membeli baju”, dari pada menjawab,” saya membeli 0 baju”. Karena itu akan terdengar aneh.  Namun ternyata angka nol memiliki banyak manfaat bagi perkembangan matematika. Di kutip dari  Charles Seife, pengarang buku Zero: The Biography of a Dangerous Idea mengatakan “Kalau kita tidak punya nol, sistem bilangan kita tidak akan lengkap. Ia pada akhirnya runtuh tanpa adanya nol.”  Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.  Beliau adalah seorang matematikawan Persia, astronom, dan juga ahli geologi. Beliau mungkin lahir di daerah Khawarizm, di Uzbekistan, pada tahun 780 M. Diceritakan bahwa pada suatu saat Alkhawarizmi menulis dalam angka hindu dalam dua kotak seperti  [1] [9]. Kemudian saat dia ingin menuliskan angka tiga puluh dibuatlah seperti ini [3] [ ]. Hal ini menjadi bermakna ambigu antara tiga sebagai puluhan atau satuan.  Akhirnya kotak terakhir di isi dengan simbol 0. Kemudian sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal. Selain itu beberapa sejarah angka  nol di beberapa negara yaitu: bangsa Romawi yang telah menemukan angka romawi namun masih menggunakan sebuah simbol untuk nol berupa lingkaran kecil bergaris panjang dalam sistem bilangan seksagesimal. Ketika sebuah pembagian menghasilkan nol sebagai sisanya, maka digunakan istilah “nihil” yang juga berarti “bukan apa-apa” yang kemudian diberi simbol “N”, yang berarti nullae. Di negara Cina yang menggunakan counting rods sebagai alat hitung. Mungkin secara sederhana bentuk alat itu seperti garis bilangan yang memiliki urutan dari bilangan besar positif menuju ke negatif. Sehingga diperlukan bilangan netral yang tidak memihak siapapun yaitu nol, namun saat itu belum ada simbol untuk nol. Pakar matematika India merubah sistem hitung mereka dari sistem Yunani menjadi Babilonia tetapi berbasis sepuluh, namun pada kenyataannya mereka menggunakan 9 tanda bukan sepuluh. Kemudian pada abad ke 7 seorang matematikawan india berhasil memperkenalkan angka nol dan juga sifat-sifatnya.

TEORI PELUANG
            Pada awalnya teori peluang ditemukan oleh Girolamo Cardaro(1501-1576). Pada waktu itu ia adalah seorang penjudi, itu adalah awal ketertarikannya untuk mempelajari peluang. Beliau sempat menulis buku yang membahas tentang permasalahan peluang,yaitu : jika tiga buah dadu dilempar sebanyak tiga kali, berapa peluang untuk mendapatkan mata dadadu minimal 1,1 pada setiap pelemparan? Jika dua buah dadu dilempar bersamaaan sebanyak tiga kali,berapa peluang untuk mendapatkan mata dadu 1,1 paling sedikit dua kali. Pada tahun 1654 seorang penjudi bernama chevalier de mere meminta Blaise Pascal(1623-1662) untuk menganalisis sistem perjudiannya. Kemudian Pascal bekerja sama dengan Pierre de Fermat(1601-1665) untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh Mere, diantaranya: berapa kali harus melemparkan dadu, sehingga separuh atau dadu yang muncul keduanya angka 6; Dua orang melempar sebuah mata uang logam secara bergantian, setiap muncul muka orang pertama akan memperoleh 1 point, bila yang muncul adalah belakang maka pemain kedua yang mendapat 1 point. Jika orang pertama sudah mendapat 100 point maka orang tersebut akan mendapat uang $1000. Bila pemain pertama mempunyai 100-m point,dan pemain kedua mempunyai 100- n point , berapa peluang pemain pertama akan menang. Di awal tahun 1656, Christiaan Huygens menulis naskah Van Rekeningh in Spelen van Geluck yang kemungkinan berisi tentang hasil dari surat menyurat antara Pascal dan Fermat. Pada bentuk akhirnya, tulisan ini memuat 14 masalah (Voorstellen) dengan solusi atau buktinya dan 5 masalah yang harus diselesaikan oleh pembaca. Pada tahun 1709 Jaques (Jacob) Bernoulli menulis buku Ars Conjectandi, yang terdiri 5 bagian, yaitu: Menulis lagi Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Chance) karya Cardano, Permutasi dan Kombinasi, Distribusi Binomial dan Multinomial, Teori Peluang, Law Large Number (Hukum Bilangan Besar).

BILANGAN PRIMA
Bilangan prima termasuk salah satu misteri alam semesta yang belum dapat terpecahkan. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat habis dibagi oleh angka itu sendiri dan angka satu. Banyak bilangan prima tak terhingga, tak perduli berapa banyak kita meghitung pasti bertemu dengan bilangan prima. Bilangan ini memiliki keistimewaan, yaitu tidak adanya pola yang mengatur kemunculannya, bilangan prima ini nampak muncul secara acak. Di duga manusia telah mengenal bilangan prima sejak 8000 tahun lalu, hal ini dikarenakan ditemukannya tulang Ishago di Afrika oleh para arkeolog. Pada tulang tersebut terdapat garisan-garisan yang tiap kolomnya trdapat bilangan prima antara 10 sampai 20. Pada 325 SM Euclid membuktikan bahwa bilangan prima memiliki jumlah yang tidak terbatas. Pada 276SM Eratosthenes menciptakan metode untuk menemukan bilangan prima yang disebut dengan ‘The Sieve of Eratosthenes’,yaitu: pertama tuliskan daftar bilangan bulat dari 2 sampai 30; kemudian coret angka yang dapat dibagi 2,3,5,7; maka akan di dapatkan bilangan prima 2,3,5,7,11,13,17,19,23,29. Selain Eratosthenes, pada tahun 1588 seorang biarawati dari Prancis yang bernama Mersenne yang menciptakan sebuah rumus untuk menemukan bilangan prima, yaitu = -1. Namun tidak semuanya dapat menghasilkan bilangan prima. Perkembangan penting berikutnya dilakukan oleh Fermat pada awal abad ke 17. Beberapa hasil temuannya yaitu:  Jika n bukan prima maka 2n – 1 tidak dapat menjadi prima, dengan bukti : n bukan prima maka n = r.s 2n – 1 = 2r.s – 1 = (2r)s – 1s = 2r – 1).(2r.(s-1) + 2r.(s-2) + … +2r + 1) ;  Jika p bilangan prima ganjil maka 2p membagi 2p – 2 atau p membagi 2p-1 – 1; Pembagi-pembagi yang mungkin untuk 2p – 1 adalah berbentuk 2pk + 1. Dilanjutkan oleh Gauss, beliau mempelajari kepekaan bilangan prima. Ia menemukan hubungan antara sebuah bilangan dengan jumlah bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan tersebut. Saat ini bilangan prima memiliki beberapa aplikasi, terutama pada proses pengkodean dengan komputer. Salah satunya adalah enkripsi. Enkripsi adalah suatu proses transformasi data menggunakan perhitungan tertentu sehingga tidak dapat dibaca oleh orang lain kecuali bagi mereka yang telah mengetahui cara perhitungan tersebut.



 SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...