Matematika
tak lepas dari mempelajari sejarah matematika dan juga filsafat matematika. Terdapat
tiga landasan dalam mempelajari filsafat matematika yaitu: ontologi
matematika,epistemologi matematika serta aksiologi matematika. Dalam kehidupan
sehari-hari ontologi lebih dikenal dengan istilah “hakekat” atau “contoh”.
Ontologi matematika berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataaan
yang ditemukan,membahas apa yang ingin diketahui, seberapa jauh kita ingin
tahu, menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental. Sehingga
dapat disimpilkan bahwa tujuan matematika adalah untuk mengurangi
ketidakpastian dalam bahasa verbal. Dalam kehidupan sehari-hari epistemologi
dikenal dengan istilah “metode” atau “cara”. Bila di tinjau dari aspek
epistemologi matematika, matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran
secara kuantitatif. Dengan konsep-konsep yang kongkrit, kontektual, dan terukur
matematika dapat memberikan jawaban secara akurat. Dalam pembelajaran
matematika sesorang mengontruksi matematika melalui proses adaptasi dan
organisasai. Dalam kehidupan sehari-hari aksiologi dikenal dengan istilah “nilai”
atau “sifat”. Aksiologi matematika terdiri dari etika yang membahas aspek
kebenaran, tanggung jawab dan peran matematika dalam kehidupan, dan estetika
yang membahas mengenai keindahan matematika dan implikasinya pada kehidupan
yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain terutama seni dan budaya alam kehidupan. Bila ditinjau dari aspek
aksiologi, matematika seperti ilmu-ilmu yang lain, yang sangat banyak
memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia. Segala sesuatu
ilmu di dunia ini tidak lepas dari matematika. Dengan matematika,
peradabanmanusia berkembang dari peradaban yang sederhana yaitu pada zaman
Pra-Yunani Kuno menjadi peradaban modern di zaman Kontemporer ini.
Pada zaman Pra-Yunani Kuno manusia
msih menggunakan peralatan yang terbuat dari batu dan tulang belulang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan
pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan
Eropa. Kemudian India memberikan perkembangan yang besar dalam bidang matematika
dengan penemuan bilangan desimal. Pada zaman Yunani Kuno di anggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi
sehingga banyak orang yang senang menyelidiki sesuatu secaa kritisdan
enghasilkan matematikawan seperti Thales,Phytagoras,Plato dan Aristoteles. Pada
zaman prtengahan ditandai dngan tampilnya para theolog di bidang ilmu
pengetahuan. Saat itu merupakan zaman keemasan kebudayaan Islam seperti
penggunaan pecahan desimal dan brbagai konsep hitung lainnya. Zaman Renaissance
pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad
pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran
manusia mulai bebas dan berkembang. Beberapa tokoh-tokoh ilmuan pasa masa itu
adalah Roger Balcon, Corpenicus, serta Galileo Galilei. Zaman Modern ditandai
dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang berarti ilmu pengetahuan
berkembang baik pada masa itu. Salah satu bukti perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa itu adalah Rene Descrates
(1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli
ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu
Y. Selain itu ada . Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: teori gravitasi, perhitungan
kalkulus, dan metode tentang optika. Zaman kontempoer bermula dari abad 20M
sampai sekarang. Pada zaman ini, fisika menjadi menjadi titiktolak perkembangan
ilmu pengetahuan. . Hal ini di sebabakan karena fisika di pandang sebagai dasar
ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur–unsur fundamental yang
membentuk alam semesta.
SUMBER
http://hardiyanto-pmatnrc.blogspot.com/2009/03/refleksi-perkuliahan-filsafat.htmlhttp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar