Dalam kehidupan sehari-hari, ada masa ketika kita diharuskan untuk
mengambil suatu keputusan. Agar keputusan yang kita ambil itu benar perlu
menggunakan nalar untuk menarik kesimpulan- kesimpulan yang kita hadapi itu. Pernahkah
anda berada pada situasi dimana anda dan kawan anda berlari kalang kabut karena
dikejar oleh anjing? Pada saat itu diperlukan perhitungan agar selamat dari
gigitan anjing tersebut. Namun pada saat situasi seperti itu tidaklah sempat
menghitung kecepatan kita guna menghindari kecepatan lari anjing yang hanya
akan membuat kita pesimis. Pada saat seperti ini kita perlu menggunakan logika
kita. Cukup kita perhitungkan kecepatan lari teman kita dan minimal kita harus
bisa satu langkah di depannya. Bukan masalah mengorbankan teman, hanya saja diperlukan
nalar yang cerdas agar kita dapat membuat keputusan yang tepat, hal ini
merupakan salah satu cara mengaplikasikan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemampuan
nalar ini masuk dalam ilmu matematika yaitu logika. Logika adalah ilmu
untuk berpikir dan menalar dengan benar. Secara bahasa, logika berasal dari
kata “logos” (bahasa Yunani), yang artinya kata,ucapan,pikiran. Kemudian
pengertian itu berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Logika dalam pengertian ini
adalah berkaitan dengan argumen-argumen, yang mempelajari metode-metode dan
prinsip-prinsip untuk ,menunjukkan keabsahan (sah atau tidaknya) suatu argumen.
Berbicara mengenai sejarah logika, tidak dapat dipungkiri bahwa matematikawan
memiliki andil yang besar dalam perkembangan ilmu logika tersebut sehingga
diharapkan dapat mempermudah penyelesaiana masalah manusia pada umumnya. Bebepa
matematikawan yaitu berawal dari jaman Thales
(624 SM - 548 SM) yang menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan
bahwa air adalah jiwa segala
sesuatu. Kemudian Aristoteles
mengenalkan logika sebagai logica scentica. Pada masa itu logika secara khusus
meneliti sbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari
proposisi yang masih diragukan kebenarannya.
Dari paragraf di
atas dapat kita ketahui bahwa matematika bukan hanya rumus-rumus yang rumit dan
perhitungan yang kompleks saja tapi matematika lebih kepada pengolahan nalar
kita dalam menghadapi suatu permasalahan. Karena pada dasarnya matematika itu
ada pada pikiran kita sendiri. Contohnya saja tidak ada bentuk sudut yang
benar-benar sempurna/poporsional. Dalam dunia nyata tidak ada benda yang
benar-benar berbentuk persegi panjang, sekalipun papan tulis dikatakan persegi
panjang namun pada kenyataannya bentuknya tidak benar-benar tepat/proporsional.
Karena itu hanya ada dalam pikiran kita saja.
Mengutip dari Robert
H. Schuller, ”Matematika untuk prestasi tinggi dapat dinyatakan dengan sebuah
rumus yang sederhana. Mulailah dengan sebuah mimpi. Bagilah masalah-masalah
yang ada menjadi bagian-bagian kecil dan taklukkanlah satu demi satu.
Kalikanlah dengan kemungkinan-kemungkinan yang positif dalam pikiran anda.
Kurangkanlah semua pikiran-pikiran yang negatif untuk memulai. Tambahkanlah
antusiasme. Jawabannya adalah pencapaian cita-cita anda.”
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar